Penulis: Fermi Olivia
Penerbit: Elex Media
Sinopsis:
“Aduh, adek corat-coret malah ke sofa sih? Kan udah Mama kasih kertas”
“Ya ampun kakak, itu spidolnya kena ke taplak Bunda!”
” Kok dinding ruang tamu dicorat-coret kayak begini sih!”
“Tuhkan, kena ke baju baru kamu. Mana nodanya nggak bisa hilang dicuci lagi”
Akan tetapi apa yang akan Anda lakukan bila anak Anda membalas dengan mengatakan hal ini?
“Kok Dimas dibolehin mamanya coret dinding kalau aku nggak boleh?”
Sebagai orang tua, kita sering kali keliru dengan persepsi yang kita miliki. Corat-coret membuat rusak cat dinding rumah kita yang sudah bagus. Padahal berawal dari corat-coret tak beraturan, anak dapat mengembangkan kemampuannya menggambar dan pada akhirnya mampu menghasilkan tulisan serta karya seni.
Buku ini mengajak orang tua agar lebih memaklumi kegiatan corat-coret anak dan mengarahkannya supaya lebih menstimulasi otak anak. Apalagi tembok bisa dibersihkan dari coretan, tapi kalau hati anak yang sedih karena dimarahi akibat mengotori tembok akan sulit diobati.
Jadi jangan buru-buru melarang anak Anda corat-coret, tapi sediakan media yang tepat! Jika masih gagal, siapkan selalu cat tembok baru karena kreativitas anak jauh lebih mahal ketimbang cat tembok. Atau kita bisa mengarahkan anak supaya menggambar di kertas putih, atau bagian belakang kertas bekas yang masih kosong yang disediakan oleh orang tua pada tempat tertentu.
Buku ini juga memberikan panduan menggunakan berbagai alat menggambar yang mengasah kreativitas dan memiliki banyak warna (sampai 48 warna). Apalagi sekarang sudah ada produk yang mudah dibersihkan dan tidak bikin kotor (messfree), juga aman bagi anak karena tidak beracun (non toksik). Ingatlah bahwa orang tua adalah guru pertama anak-anak, biarkan anak ‘menggambar’ hidupnya dengan penuh warna dan merasa aman tanpa takut bikin kotor karena Anda mendampingnya.
There are no comments yet, add one below.